MENJADI HAJI TANPA HARUS PERGI HAJI 0 komentar
firman Allah dalam
HALOO .......Kami Siswa / siswi Kelas I-B .....
Guru Kami yang berkacamata sangat cantik dan baik hati bernama : PURNAMA SIANIPAR, S.Pd.....
Keep smile ya ................
Read More..
Yang paling cantik adalah guru kami bernama SAIDAH, S.Pd. salam ....
Read More..
dunia 0 komentar
dunia. menurut Rasulullah Saw, tegaknya suatu masarakat dengan 4 hal;
1. dengan adanya Ulama yang mengamalkan ilmunya
2. dengan adilnya para pemimpi (Umara)
3. dengan kedermawanan orang-orang kaya, dan
4. dengan kemauannya orang-orang fakir
IBU YANG TABAH DAN KHALIFAH YANG BIJAK 0 komentar
IBU YANG TABAH DAN KHALIFAH YANG BIJAK
Kala malam masih kelam, udara gurun teramat dingin terasa menyusup ketulang setiap insan yang masih terlelap tidur, seorang ibu dengan dikelilingi putra putrinya disekitar tungku perapian menunggu masaknya masakan untuk segera dinikmati sebagai santapan mengobati rasa lapar dan dingin, sampai beberapa anaknya tak sabar dan akhirnya tertidur didekat tungku perapian. Beberapa anaknya yang belum tertidur selalu menanyakan kapan gandum itu masak, dengan sesekali mengatakan lapar, lapaar...........
Ibu yang beranjak keusia tua itu selalu menghibur dengan kalimat yang selalu diulang dan diulang sebentar lagi sayang, sebentar lagi........... bukankah airnya sudah mendidih.
Kendatipun hatinya menangis, jiwanya menjerit melihat anak-anaknya kelaparan sampai ia harus terlelap tidur disamping tungku perapian, padahal apa yang ditunggui oleh anaknya adalah sesuatu yang mustahil bisa dimakan.
ibu tersebut berpikir ia harus tegar dihadapan anak-anaknya. Teringatlah akan suaminya yang telah pergi meninggalkan ia dan lima orang anaknya yang masih kecil-kecil tanpa ada peninggalan yang cukup untuk membesarkan anak-anaknya, andaikata suamiku masih ada tentu tak seberat beban yang aku emban, tentu akan bersama menanggung beban derita ini, ya Allah kuatkanlah imanku dalam membesarkan anak-anakku ini.......... demikian desahnya dalam memulai beranjak tidur. Tiba-tiba................dari pintu rumahnya yang reot terdengar suara merdu doa salam, Assalaamu’alaikum warahmah ya ummiii? Terperanjat tak terkira sang ibu, dalam benaknya antara ada dan tiada, bagaimana mungkin malam kelam begini ada yang mau bertamu kepada orang miskin seperti dirinya, dalam keraguan yang belum pasti ia menjawab salam tamu tersebut, Wa’alaikumussalam warahmah.
Siapa diluar ? aku, orang yang tidak akan mengganggu engkau dan keluargamu. Silahkan masuk.............Jawab sang Ibu dengan suara lembut. Ibu....Kata sang tamu tengah malam yang tak diundang itu mengawali tujuannya, sudah lama aku mengintip dari lobang dinding rumah Ibu, aku perhatikan ibu adalah orang tua yang kejam tak berperi kemanusiaan, bagaimana mungkin memasak tak pernah matang, padahal anak-anak ibu merengek kelaparan dan minta makan dan masakan itu tak pernah diangkat sampai putra putri tertidur. Selama sang tamu itu bicara, diperhatikannya baik-baik sambil menitikkan air mata dibawah sinar temaram lampu ceplik yang hampir padam, karena kehabisan minyak. Lalu ia menjawab dengan suara parau menahan kelu hatinya, katanya: Saya doakan mudah-mudahan Umar bin Khattab Khalifah Rasulullah mendapat la’nat Allah Swt...belum lagi ucapan sang ibu selesai, disela oleh terperanjatnya sang tamu mendapat jawaban yang tak disangka itu dengan bertanya ; Mengapa Ibu medoakan sejelek itu kepada Khalifah padahal ia belum tentu bersalah?
Bagaimana tidak kata ibu tersebut...... lihat tuan, lihat tuan apa yang aku masak dan tak pernah aku angkat, karena sampai kapanpun masakan itu takkan pernah matang dan takkan pernah bisa dimakan, sambil mengangkat tutup kuali (panci yang terbuat dari tanah liat yag dibakar.....), kata sang ibuu dengan suara gemetar karena sedih dan menahan geram. Tamu tengah malam itu amat sangat terperanjat baru kali inilah menemui hal yang sungguh mengejutkan, sambil berdesah dengan suara menekan perasaan “ Allaahu akbar....... sambil menganggukan kepalanya ia tahu persis masakan itu takkan pernah masak, karena ternyata yang dimsak itu adalah bongkahan batu batu hitam pegunungan..... pikirnya kemudian ini hanyalah siasat seorng ibu untuk membohongi anak-anaknya sampai ia bisa tidur. Terdengarlah suara lembut tamu itu antara ada dan tiada...... Astaaghfirullaah, aku mohon ampun kepadamu Ya Allaah...... kemudian ibu itu menyambung dengan kalimat “ ia adalah khalifah yang tidak tahu ada rakyatnya menderita seperti kami dengan lima orang anaknya kelaparan ia harus tanggung jawab dihadapan Allah. Mendengar pernyataan tersebut sang tamu sangat terperanjat dan menangis, air matanya mulai menetes satu persatu sampai membasahi jenggot janggutnya yang tumbuh sangat lebat. ,sampai sang ibu merasa heran, adakah perkataan saya yang menyinggung hati tuan sampai tuan menangis ? tidak, tidak, hanya aku kasihan dan simpati kepada ibu beserta anak-anak ibu semoga doa yang ibu pinta tadi dikabul Allah. Kata sang tamu yang diteruskan dengan .....Kemana suami Ibu ? Suamiku diijinkan perang membela Agama Allah Oleh khalifah Umar dan meninggal sebagai Syuhada padahal kami tidak ditinggali bekal yang cukup untuk membesarkan anak-anak kami. jadilah nasib kami seperti ini, hidup menjadi duafa, terlunta lunta, makan seketemunya, anak-anak kurang gizi dan beberapa hari ini kami sudah tak makan apa-apa sampai kami kelaparan begini tuan, sambil sama-sama menyeka air mata antara sang ibu dan sang tamu. Baiklah ibu kata sang tamu dengan melenjutkan ucapannya, besok pagi ibu menemui khalifah Umar bin Khattab dan ceritakan semua akan nasib sang Ibu, sambil bergegas pergi meninggalkan rumah renta tersebut dengan ucapan malam ini aku akan membantu ibu dan anak-anak sedapatnya, dengan ucapan salam tanpa menghiraukan perkataan sang ibu yang berkata bagaimana mungkin kami bisa menemui khalifah sang presiden sedang kami adalah rakyat jelata ?
Penjaga gudang yang gagah-gagah dengan senjata yang lengkap itu kaget tak kepalang dimalam yang begitu dingin ada seorang yang berani masuk gudang dan membawa sekarung gandum milik pemerintah, dengan bentakan yang keras membelah kesunyian negara gurun itu Pencuriiiiii.......berhenti! bentaknya. Secepat itu lelaki paruh baya yang berbadan tegap tinggi dan kuat itu berhenti dan hampir-hampir menjadi sasaran pukulan, untung sang lelaki itu spontan bertakbir dengan kalimat Allaahu Akbar, sebelum bogem mentah sang penjaga gudang mengenai wajahnya. Namun apakah yang terjadi? betapa terperanjatnya sang petugas keamanan itu ketika sang lelaki paruh baya itu membuka topi penutup kepalanya sebagai penyamaran, spontan beberapa petugas keamanan itu hormat sejadi-jadinya ketika tahu bahwa yang ada dihadapannya ialah sang khalifah (presiden). Maafkan kami khalifah mereka serempak berteriak...... Mengapa khalifah kalau butuh dengan makanan tidak menyuruh kami ?.... kata salah seorang dari mereka. Tidak , kami hanya butuh yang kami bawa ini untuk menolong seorang janda yang suaminya mati syahid membela agama Allah dipinggir kota dan sekarang sedang kelaparan kata khalifah. Kalau begitu boleh kami yang membawa sekarung gandum tersebut ? sekali lagi kata khalifah tidak....... ini adalah tugasku, apakah kamu mau memikul dosaku dihadapan Allah ? untuk memikul dosa itu biar aku sendiri yag memikul beban ini, semoga dosaku menjadi ringan diakhirat kelak. Demikian seorang Presiden berkhidmat kepada rakyatnya, dikegelapan malam ia memanggul sendiri beban berat diatas punggungnya demi tanggung jawab kepada rakyatnya tanpa berkendara tanpa pengawal tanpa pakaian kebesaran.
Sesampai dirumah sang ibu ia terus bekerja keras memasak untuk keluarga tersebut tanpa bersedia dibantu oleh sang ibu yang ia sadari dalam keadaan lapar dan lelah. Siaplah makanan, dibangunkannya seluruh anak-anaknya dan makan ditengah gelapnya malam dan dinginnya udara. Semua keluarga tersebut bersyukur kepada Allah atas karunia yang datang tak disangka-sangka itu. Berucaplah sang Ibu dengan ucapan terima kasih dan katanya.... andai saja khalifah Umar itu seperti tuan, yakinlah saya tidak akan ada rakyat yang kelaparan.......dan jawab lelaki tersebut; ibu, besok temui sajalah khalifah Umar diistananya. Bagaimana mungkin kami bisa berjumpa dengan khalifah, beliau adalah pemimpin negeri ini, sedang saya hanyalah rakyat jelata yang tak diperhitungkan adanya. Katanya. Lalu lelaki itupun memberikan selembar kertas yang tak dimengerti isinya, kalau Ibu dilarang menemui khalifah, maka berikan surat ini kepada pengawal istana. Setelah mengucapkan salam dan belum sempat berterima kasih kepada sang tamu tak diundang tadi, ia telah membelah kesunyian malam pergi dengan meninggalkan pertanyaan yang tak terjawab, dimana kejadian tersebut bagai mimpi bagi sang ibu dan anak-anaknya.
Istana itu dijaga sangat ketat oleh pengawal yang sudah terlatih untuk menjaga keselamatan khalifah sebagai pemimpin negara sekaligus sebagai amirul mukminin dari serangan orang kafir dan munafik, sehingga ketika dipagi buta ibu yang tidak lagi berpakaian sederhana karena sobek disana sini tentu saja dihardik pergi oleh beberapa pengawal. Namun ketika sang ibu menunjukkan selembar kertas yang diberikan oleh lelaki yang bertamu semalam kerumahnya suasana jadi berbeda, dengan penuh hormat diantarkanlah sang Ibu menemui Khalifah diruang kerjanya kendatipun jam belum menunjukkan pukul 6.30 pagi, namun kahlifah biasa mulai bekerja sepagi itu untuk memikirkan kesejahteraan rakyatnya...... Allaahu akbar.... desah sang Ibu, perasaan tidak menentu takut, resah, waswas diikuti oleh gemetarnya seluruh tubuh seolah mau jatuh dihadapan orang yang baru ditemuinya, sebab ternyata orang yang ada dihadapannya adalah orang yang semalam yang telah dihujat didepannya langsung, sekaligus orang yang memberikan pertolongan membawa sekarung gandum yang dipanggulunya sendiri, sambil menangis tanpa disadarinya ia berkata; Alangkah mulianya engkau khalifah, aku mohon maaf aku tak mengira orang yang datang semalam adalah engkau seorang khalifah yang mulia. Jawab khalifah “ semua manusia dihadapan Allah sama, apakah ia raja atau rakyat jelata, bahwa yang mulia disisi Allah adalah
Yang paling bertakwa diantara kita”. Aku bertrima kasih kepadamu sebab dengan ini aku harus lebih baik lagi dalam memimpin, sehingga tidak boleh lagi ada rakyat yang kelaparan. Demikian sepenggal kisah dari kebijakan pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, sedang kelanjutan hidup sang Ibu dan anak-anaknya menjadi tanggungan Negara.
,
makna hidup 0 komentar
MAKNA HIDUP
Oleh : H. Muh. Hasyim AB.
Kepala SDSN Cipedak 05
Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Manusia adalah mahluk sosial yang hidup ketergantungan satu sama lain dalam segala aktifitas apapun bentuknya. Dengan kata lain manusia harus hidup bermasyarakat, tak mungkin manusia bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini banyak diajarkan Allah dalam alqur’an misalnya dalam surat 5 ayat 3; Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa. Artinya Allah mengajarkan manusia utuk hidup bukan hanya untuk dirinya tapi perlu adanya kebersamaan ada kalanya memberi ada saatnya menerima.
Masalahnya adalah bagaimana hidup kita punya makna untuk orang lain, sebagaimana Rasulullah Saw. Mengajarkan kepada kita dalam salah satu sabdanya ; sebaik-baik manusia adalah ( yang hidupnya) punya manfaat untuk orang lain.
Pada kenyataannya banyak manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan ini terjebak dalam rutinitas pribadi tanpa berpikir apakah hidupnya punya arti dan makna atau tidak bagi orang lain, karunia yang Allah berikan seolah mutlak hak pribadi, bukankah pada harta yang di miliki ada sebagian hak orang miskin ? Sedang Rasulullah mengajarkan kepada ummatnya dalam sabdanya, belum (sempurna) iman seorang diantaramu ketika kamu tidur pulas karena kenyang, sedang tetanggamu tak bisa tidur kareana kelaparan.
Pada hakikatnya inti dari ajaran ISLAM adalah kita beriman kepada Allah dengan beribadah sesuai dengan syariat dan hidup utuk bermasyarakat dengan saling kepedulian(tolong menolong), Didalam Al-Qur’an ketika Allah berfirman; Dirikanlah shalat, pada ayat sama diikuti tunaikanlah zakat. Dan ketika Allah berfirman Shalatlah, maka diikuti dan berkorbanlah!juga banyak ayat ketika Allah berfirman Ya’ayyuhalladziina amanuu diikuti dengan wa’amilussholihaati.artinya selalu berkaitan menjalin hubungan dengan Allah sekalian menjalin hubungan dengan manusia. padahal seluruh aktifitas manusia akan berakhir seiring berakhirnya hidup manusia itu sendiri, namun tetap menjadi pertanyaan, apakah kehidupan yang telah di jalani juga akan punya manfaat bagi orang lain, sesuai dengan Al-qur’an dan As-sunnah ?
Dalam hadis Rasulullah menyabdakan : Bila seorang manusia meninggal maka putuslah segala amalnya kecuali tiga hal : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih. Artinya; dalam hidup seorang manusia akan punya arti dan makna bila dapat melaksanakan dan mengamalkan tiga tuntunan tersebut, jangankan masih hidup sesudah matinya pun amalan itu masih tetap mengalirkan pahala untuk sipelaku.
Dari hadis tersebut Islam mengajarkan manusia utuk rajin berusaha, yang pada akhirnya dari hasil usahanya dapat berkemampuan untuk bisa menolong orang lain, tanpa harta yang cukup, bagaimana mungkin bisa bershodaqah, berinfak dan lainnya. Islam mengharamkan pemeluknya malas berusaha, sebaliknya Rasulullah mengajarkan untuk berusaha keras seolah olah akan hidup selamanya. Selain untuk kaya Islam juga mengajarkan kepada penganutnya utuk berilmu, bahkan kalau perlu dan memungkinkan kita diperintah Rasul untuk menuntut ilmu sampai kenegeri Cina (baca luar negeri), Sebab ilmu adalah harta yang tak ternilai. Segala perbuatan akan berhasil hanya dengan ilmu, Duniapun hanya bisa dikuasai oleh orang-orang yang berilmu, bukankah Rasulullah menyampaikan dalam sabdanya ; siapa yang ingin hidup bahagia mesti dengan ilmu. Dengan ilmu kita bisa berbuat (menciptakan) sesuatu untuk kemaslahatan ummat.
Dan yang terakhir anak yang shalih. salah satu sebab disunnahkannya nikah adalah untuk mendapatkan keturunan sebagai penerus generasi menjadi khalifah fil ardhi. Terbentuknya negara adalah dari terbentuknya masyarakat yang terdiri darikeluarga-keluarga. Bila setiap keluarga melahirkan keturunan yang shalih/shalihah maka pastilah akan menjadi keluarga yang harmonis yang pada akhirnya bermuara kepada negara yang sejahtera. Inilah profil hidup yang punya arti dan manfaat dan meninggalnyapun pahalanya tetap mengalir tiada putus sebagaimana alqur’an mengajarkan.
Falahum ajrun ghairu mamnun, Wallahu a’lam.
BAGAIMANA CARA MENDEKATI ALLAH 0 komentar
BAGAIMANA CARA MENDEKATI ALLAH ?
Kuncinya sederhana, luruskan wajah kita hanya kepaa Allah.
Ikuti dan fahami tatacara Ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Jangan terjebak hanya pada kulitnya saja, jangan terjebak pada upacara kosong belaka, jangan pula terjebak pada cara, lupa pada tujuan, karena proses kedekatan itu bakal muncul dalam jiwa kita, seiring dengan kedalaman makna ibadah yang sedang kita jalani.
Semakin paham tentang apa yang kita jalankan semakin nyambung hati kita dengan Allah Swt, yang kemudian akan tertulari sifat-sifat univrsalNya
Maka semakin dekatlah kita kepada Allah. Sifat-sifat itu lantas akan ter pancar dalam keseharian kita. Sebaliknya ketika kita tidak memahami akan makna ibadah, kita bakal menjauh dari Nya, karena hati kita tidak pernah nyambung dengan Nya. Dan karenanya sifat-sifat Allah juga tidak akan muncul dalam keseharian kita. Yang akan muncul hanylah egoisme semata.
Maka dalam praktek kehidupan kita makna jauh dan dekat kepada Allah tergambar dari pancaran sifat-sifat ketuhanan dalam diri kita. Kalau Allah Maha Adil sedang kita bersegera kearah ketidak adilan. Maka jelas-jelas kita sedang menjauhi Allah. Kalau Allah tidak pernah berbohong dan kemudian kita suka berbohong itupun sudah jelas kita sedang bergerak menjauhi Allah. Kalau Allah menebarkan rahmat keseluruh Alam , lantas kita melakukan perusakan terhadap alam sekitar kita, maka itupun sangat gamblang bahwa kita sedang menjauhi Allah. Pokoknya , ketika Allah menunjukkan kasih sayang Nya yang bersifat universal, tapi kita menunjukkan ego yang bersifat individual berart kita sedang menjauh dari Allah, kuncinya hanya satu, Tetapkanlah sifat-sifat universal Allah dalam kehidupan sebagai refleksi ibadah kita Maka bisa dipastikan kita sedang bergerak menuju kepada Allah, jiwa kita sedang berproses menuju sifat-sifat Allah yang universal..
Keadilan,kejujuran, kebijaksanaan, pemaaf, dermawan, lemah lembut, sopan santun, rasa belas kasihan, semangat keilmuan, kecerdasan dan berbagai sifat positif adalah merupakan sebagian sifat-sifat universal ketuhanan. Semakin universal perilaku kita semakin menyatulah dengan perilakuNya. Jadi pemahamannya sangat sederhana. Bahwa orang-orang yang mejalankan perilaku egoistic dalam hidupnya, sebenarnya dia sedang menjauh dari kualitas ketuhanan. Sebaliknya orang-orang yang menjalankan sifat universal , dia sedang mendekatkan diri kepada kualitas ketuhanan, dan ketika sudah demikian universalnya , maka kita telah menyatu dengan kualitas ketuhanan itu sendiri. Alqur’an mengajarka ada tiga kualitas kepribadian manusia :
a. Egois individualis, (yan paling rendah)
b. Sosialis (yang lebih tinggi)
c. Spritualis (yang paling tinggi)
Ketiga sifat itu bertingkat tingkat kualitsnya menjadi semakin universal. Karena itu sifat sombong, serakah, menang sendiri, pemarah, pembohong, penipu, pendendam dlsbg dilarang Allah, mengapa? Karena sifat-sifat tersebut bertum ئئئpu pada sifat egois (mementingkan diri sendiri).
Oleh Allah kita diperintahkan untuk menggesernya menjadi sifat-sifat sosial, kita disuruh berbuat kebajikan kepada orang lain, menolong dengan harta benda, dengan ilmu, dengan kekuasaan, dan dengan apapun yang kita miliki sebagai kelebihan. Inilah hakikat dari konsep Hablum minan nas. Jika itu semua kita jalakan penuh dengan keihlasan , barulah kita beranjak menuju tingkatan yag lebih tinggi. Yaitu spritualis. Tingkatan yang mengamalkan sifat-sifat ketuhaan tanpa pamrih. Kecuali hanya kepada Allah semata. Inilah yang disebut konsep Lillahi Taala . Inilah hakikat Hablumminallah. Hubungan dengan Allah itu baru bisa berjalan sempurna kalau kita sudah melatih dan melewti interaksi kemanusiaan secara baik pula. Hablumminannas menjadi landasan hablumminallah. Itu artinya bahwa inti ajaran Islam adalah menjaga hubungan baik dengan Allah melalui Ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah dan menjalin hubungan baik dengan seluruh ummat manusia (silaturrahim). Itu semua bisa kita lakukan bila kitta berserah diri kepada Allah, tidak ada lain tujuan kita Laa ilaaha illallah. Dirinya lenyap yang ada hanya Allah, inilah yang dikatakan oleh Allah dalam Al-qur’an ketika Allah menolong orang-orang mukmin dalam sebuah peperangan yang sangat menentukan, Surat Al-anfal(8) : 17:
فلم تقتلو هم ولكن الله قتلهم وما رميت اذ ر ميت ولكن الله رمي وليبلي المؤ منين منه بلا ء حســـــــنا
ان الله سميـــــع عليم
Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar,tetapi Allahlah yang melempar . Dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenagan yang baik . Sesunguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengtahui.
Atau dalam sebuah hadis Qudsi : dia melihat dengan penglihatan Allah , dia mendengar dengan pedegaran Allah , dan dia berbuat dengan bimbingan ilmu-ilmu Allah.
Memang badannya masih ada karena ia adalah manusia dengan segala keterbatasannya , tapi egonya melebur dengan ego Allah. Keberadaanya selalu mencerminkan keberadaan Allah . ia menjadi pantulan sifat-sifat ketuhanan bagi kemaslahatan mahlukNya tanpa pandang bulu. Atau kita kenal dengan sebutan rahmatan lil’alaamiin. Kalau dia hadir, siapa saja yang berada didekatnya akan merasakan ketenteraman dan kedamaian. Bukan malah memperoleh berbagai macam masalah, begitulah memang sifat Allah.Siapa yang ingat dan dekat dengaNya maka ia akan merasakan ketenterman dan kedamaian. Surat Ar-Ra’du (13) : 28:
الذيــــن امنـــــوا وتطمئن قلــــــو بهم بذ كر الله الا بذ كر الله تطمئن القلـــــــوب
(yaitu) orang-orang yng beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Wallaahu a’lam.
ANTARA BERDOA DAN BERSYUKUR 0 komentar
MENJADI HAJI TANPA HARUS PERGI HAJI 0 komentar
firman Allah dalam surat; An-nisa (4) ayat 125