BAGAIMANA CARA MENDEKATI ALLAH

[b]

BAGAIMANA CARA MENDEKATI ALLAH ?

Kuncinya sederhana, luruskan wajah kita hanya kepaa Allah.

Ikuti dan fahami tatacara Ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Jangan terjebak hanya pada kulitnya saja, jangan terjebak pada upacara kosong belaka, jangan pula terjebak pada cara, lupa pada tujuan, karena proses kedekatan itu bakal muncul dalam jiwa kita, seiring dengan kedalaman makna ibadah yang sedang kita jalani.

Semakin paham tentang apa yang kita jalankan semakin nyambung hati kita dengan Allah Swt, yang kemudian akan tertulari sifat-sifat univrsalNya
Maka semakin dekatlah kita kepada Allah. Sifat-sifat itu lantas akan ter pancar dalam keseharian kita. Sebaliknya ketika kita tidak memahami akan makna ibadah, kita bakal menjauh dari Nya, karena hati kita tidak pernah nyambung dengan Nya. Dan karenanya sifat-sifat Allah juga tidak akan muncul dalam keseharian kita. Yang akan muncul hanylah egoisme semata.
Maka dalam praktek kehidupan kita makna jauh dan dekat kepada Allah tergambar dari pancaran sifat-sifat ketuhanan dalam diri kita. Kalau Allah Maha Adil sedang kita bersegera kearah ketidak adilan. Maka jelas-jelas kita sedang menjauhi Allah. Kalau Allah tidak pernah berbohong dan kemudian kita suka berbohong itupun sudah jelas kita sedang bergerak menjauhi Allah. Kalau Allah menebarkan rahmat keseluruh Alam , lantas kita melakukan perusakan terhadap alam sekitar kita, maka itupun sangat gamblang bahwa kita sedang menjauhi Allah. Pokoknya , ketika Allah menunjukkan kasih sayang Nya yang bersifat universal, tapi kita menunjukkan ego yang bersifat individual berart kita sedang menjauh dari Allah, kuncinya hanya satu, Tetapkanlah sifat-sifat universal Allah dalam kehidupan sebagai refleksi ibadah kita Maka bisa dipastikan kita sedang bergerak menuju kepada Allah, jiwa kita sedang berproses menuju sifat-sifat Allah yang universal..

Keadilan,kejujuran, kebijaksanaan, pemaaf, dermawan, lemah lembut, sopan santun, rasa belas kasihan, semangat keilmuan, kecerdasan dan berbagai sifat positif adalah merupakan sebagian sifat-sifat universal ketuhanan. Semakin universal perilaku kita semakin menyatulah dengan perilakuNya. Jadi pemahamannya sangat sederhana. Bahwa orang-orang yang mejalankan perilaku egoistic dalam hidupnya, sebenarnya dia sedang menjauh dari kualitas ketuhanan. Sebaliknya orang-orang yang menjalankan sifat universal , dia sedang mendekatkan diri kepada kualitas ketuhanan, dan ketika sudah demikian universalnya , maka kita telah menyatu dengan kualitas ketuhanan itu sendiri. Alqur’an mengajarka ada tiga kualitas kepribadian manusia :
a. Egois individualis, (yan paling rendah)
b. Sosialis (yang lebih tinggi)
c. Spritualis (yang paling tinggi)

Ketiga sifat itu bertingkat tingkat kualitsnya menjadi semakin universal. Karena itu sifat sombong, serakah, menang sendiri, pemarah, pembohong, penipu, pendendam dlsbg dilarang Allah, mengapa? Karena sifat-sifat tersebut bertum ئئئpu pada sifat egois (mementingkan diri sendiri).
Oleh Allah kita diperintahkan untuk menggesernya menjadi sifat-sifat sosial, kita disuruh berbuat kebajikan kepada orang lain, menolong dengan harta benda, dengan ilmu, dengan kekuasaan, dan dengan apapun yang kita miliki sebagai kelebihan. Inilah hakikat dari konsep Hablum minan nas. Jika itu semua kita jalakan penuh dengan keihlasan , barulah kita beranjak menuju tingkatan yag lebih tinggi. Yaitu spritualis. Tingkatan yang mengamalkan sifat-sifat ketuhaan tanpa pamrih. Kecuali hanya kepada Allah semata. Inilah yang disebut konsep Lillahi Taala . Inilah hakikat Hablumminallah. Hubungan dengan Allah itu baru bisa berjalan sempurna kalau kita sudah melatih dan melewti interaksi kemanusiaan secara baik pula. Hablumminannas menjadi landasan hablumminallah. Itu artinya bahwa inti ajaran Islam adalah menjaga hubungan baik dengan Allah melalui Ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah dan menjalin hubungan baik dengan seluruh ummat manusia (silaturrahim). Itu semua bisa kita lakukan bila kitta berserah diri kepada Allah, tidak ada lain tujuan kita Laa ilaaha illallah. Dirinya lenyap yang ada hanya Allah, inilah yang dikatakan oleh Allah dalam Al-qur’an ketika Allah menolong orang-orang mukmin dalam sebuah peperangan yang sangat menentukan, Surat Al-anfal(8) : 17:

فلم تقتلو هم ولكن الله قتلهم وما رميت اذ ر ميت ولكن الله رمي وليبلي المؤ منين منه بلا ء حســـــــنا

ان الله سميـــــع عليم


Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar,tetapi Allahlah yang melempar . Dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenagan yang baik . Sesunguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengtahui.

Atau dalam sebuah hadis Qudsi : dia melihat dengan penglihatan Allah , dia mendengar dengan pedegaran Allah , dan dia berbuat dengan bimbingan ilmu-ilmu Allah.
Memang badannya masih ada karena ia adalah manusia dengan segala keterbatasannya , tapi egonya melebur dengan ego Allah. Keberadaanya selalu mencerminkan keberadaan Allah . ia menjadi pantulan sifat-sifat ketuhanan bagi kemaslahatan mahlukNya tanpa pandang bulu. Atau kita kenal dengan sebutan rahmatan lil’alaamiin. Kalau dia hadir, siapa saja yang berada didekatnya akan merasakan ketenteraman dan kedamaian. Bukan malah memperoleh berbagai macam masalah, begitulah memang sifat Allah.Siapa yang ingat dan dekat dengaNya maka ia akan merasakan ketenterman dan kedamaian. Surat Ar-Ra’du (13) : 28:
الذيــــن امنـــــوا وتطمئن قلــــــو بهم بذ كر الله الا بذ كر الله تطمئن القلـــــــوب


(yaitu) orang-orang yng beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Wallaahu a’lam.

[/b]

0 komentar: